Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar – Saat ini, e-waste menjadi masalah utama di banyak negara. Data dari Sustainable Cycles memprediksi sampah elektronik akan mencapai 52% pada tahun 2021.

Peningkatan limbah elektronik disebabkan oleh pembuangan dan daur ulang limbah yang tidak tepat. Sebagian besar e-waste dibuang begitu saja dan membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

E-waste dapat menyebabkan polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan dapat menyebabkan penyakit serius, antara lain penyakit kardiovaskular (gangguan kesehatan yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah), kerusakan DNA, dan karsinogen.

Bagaimana Cara Daur Ulang Plastik?

Sampah elektronik ini bisa berupa ponsel, laptop, memory stick, televisi, tablet, dan baterai, yang berakhir di tempat pembuangan sampah sehingga menyebabkan polusi udara dan air.

Sekarang mengurangi e-waste adalah cara terbaik untuk menghindari akibat buruk yang tidak kita inginkan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi limbah elektronik.

Cara pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan mendonasikan (menyumbangkan) barang elektronik yang masih berfungsi kepada sahabat atau kerabat Anda. Tentu saja, akan lebih baik membuangnya. Perangkat yang tidak digunakan dapat digunakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkannya.

Dan jika Anda memutuskan untuk menyumbang, pastikan untuk menghapus informasi pribadi yang tidak perlu diketahui orang lain.

Bisnis Daur Ulang Sampah Elektronik

Berjualan juga merupakan pilihan yang tepat untuk Anda lakukan. Sekalipun harga jual lebih rendah dari harga beli sebelumnya, Anda telah memberikan kontribusi penting untuk menjaga lingkungan.

Selain itu, Anda dapat dengan mudah menemukan pembeli karena kebanyakan orang senang membeli kesempatan untuk membeli produk yang sama dengan harga lebih murah.

Mempertahankan keawetan produk elektronik merupakan salah satu cara untuk memperpanjang masa pakainya dan berupaya mengurangi limbah elektronik. Plus, menjaga daya tahan elektronik Anda akan menghemat uang karena Anda tidak akan membeli perangkat baru setiap saat.

READ  Perkembangan Terbaru Dalam Teknologi Ai

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Dengan menyimpan data secara online, Anda dapat mengakses data dari mana saja, kapan saja, tanpa harus selalu membawa penyimpanan.

Ways To Save The Earth

Bahkan penyimpanan online akan memberi Anda penyimpanan dalam jumlah besar secara gratis, dan meskipun berbayar, biayanya tidak banyak.

Selain rutin membersihkan dan merawat barang elektronik agar awet, Anda bisa mempelajari cara memperbaiki barang elektronik yang bermasalah atau membawanya ke bengkel elektronik.

Ini berarti memilahnya sebanyak mungkin sebelum Anda memutuskan untuk membeli yang baru. Apalagi saat ini sudah banyak website atau video Youtube yang mengajarkan cara memperbaiki perangkat elektronik.

Menyewa juga merupakan pilihan yang baik untuk mengurangi jumlah limbah elektronik, terutama jika Anda hanya menggunakan barang elektronik tersebut dalam waktu singkat. Akan lebih baik menyewa daripada membeli baru.

Perpanjang Usia Perangkat Digital Cegah Petaka Limbah Elektronik

Misalnya, jika Anda hanya membutuhkan kamera untuk foto liburan, daripada membeli yang baru, Anda bisa menyewa kamera di tempat yang menawarkan jasa persewaan kamera.

Jika ini melibatkan pembelian barang elektronik baru, pertama-tama Anda harus bertanya pada diri sendiri 4 pertanyaan berikut:

Jika Anda menjawab tidak untuk salah satu pertanyaan di atas, Anda mungkin mencari opsi selain membeli yang baru, baik itu bekas, perbaikan, peminjaman, atau bahkan penyewaan barang elektronik Anda saat ini.

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Akan lebih baik jika Anda membeli produk elektronik yang ramah lingkungan. Carilah perangkat elektronik yang berlabel atau tersertifikasi untuk Energy Star

Vollebak Ubah Sampah Elektronik Menjadi Jam Tangan ‘penuh Warna’

Elektronik ramah lingkungan tidak hanya mencakup desain produk, manufaktur, konsumsi energi, dan daur ulang, tetapi juga seluruh siklus hidup produk elektronik. Tetapi juga mencakup tanggung jawab perusahaan dan aspek sosial.

Limbah elektronik yang tidak dibuang dengan benar memiliki efek berbahaya bagi lingkungan. Jadi mendaur ulangnya menjadi sesuatu yang berguna atau mengelola barang elektronik ini dengan benar adalah penting bagi kami.

Misalnya, mengubah layar komputer yang tidak terpakai menjadi TV rumah, komponen laptop lama, atau program daur ulang elektronik dapat ditemukan di sekitar rumah Anda.

Langkah terakhir yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir e-waste adalah dengan mensosialisasikan bahaya e-waste kepada teman, kerabat atau kerabat dekat Anda.

Xiaomi Dan Octopus Inisiatif Daur Ulang Sampah Elektronik

Langkah sederhana yang bisa Anda lakukan adalah dengan membagikan artikel ini atau artikel sebelumnya tentang apa itu e-waste kepada mereka.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi limbah elektronik. Kebutuhan masyarakat akan alat elektronik berdampak pada pemborosan (

), menimbulkan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan. Jadi, 10 pilihan teratas tidak lagi penting bagi Anda.

READ  Kelebihan Teknologi Cloud Dibandingkan Dengan Teknologi Konvensional

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Indonesia menggunakan cookie dan cookie fungsional untuk mengelola statistik web, iklan, dan media sosial. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menyetujui cookie ini dan praktik serupa. Perlu memeriksa barang elektronik yang tidak terpakai di rumah? Jika Anda menemukannya, itu adalah limbah elektronik.

Tips Meminimalisir Jumlah Sampah Secara Mandiri

E-waste sendiri, sebagaimana didefinisikan, merupakan barang elektronik yang sudah tidak digunakan lagi oleh pemiliknya karena berbagai alasan. Perangkat baru telah muncul, yang telah lama menarik perhatian orang.

Sayangnya, pada 2019, 2 juta ton limbah elektronik tercatat di TPA Indonesia. Dari jumlah tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat mayoritas e-waste yakni 56% berada di Pulau Jawa.

Pada tahun 2040 diperkirakan volume e-waste akan mencapai 3200 kiloton di masa mendatang. Oleh karena itu, setiap orang menghasilkan hingga 10 kilogram limbah elektronik setiap tahun. Demikian disampaikan Auliya Kisthi, kandidat PhD penelitian daur ulang limbah elektronik yang dikutip Mediaindonesia.com (15/6/2022).

Buanglah sampah Anda di mana Anda bisa – ini adalah sesuatu yang sering kita temui di ruang publik. Memfasilitasi pembuangan sampah sesuai dengan jenis populasi. Dengan demikian, guci akan memiliki warna yang berbeda dan menarik.

Lakukan 5 Cara Mudah Pengelolaan Sampah Ini Untuk Menyelamatkan Lingkungan Kita

Dikutip dari Kontan.co.id (15/3/2021), ada 5 jenis tempat sampah yang dikelompokkan berdasarkan warna. Warna merah untuk tempat sampah bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti limbah elektronik.

Tepatnya, menurut data Uni Eropa (UE) yang dikutip Mongabay.co.id (20/7/2022). Dengan demikian, limbah elektronik dapat dikelompokkan menjadi setidaknya sepuluh kategori.

Lemari es, mesin cuci, pengering, mesin pencuci piring, oven listrik, microwave dan kipas angin listrik atau AC.

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Tentang dampak e-waste pada kehidupan. Oleh karena itu, tidak hanya tentang dampak negatif terhadap kesehatan manusia, tetapi juga tentang kondisi lingkungan.

Proses Dan Manfaat Fasilitas Daur Ulang Sampah Elektronik (e Waste)

Di Indonesia, e-waste diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya dan beracun (B3). Hal ini terkait dengan susunan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya.

Bagi manusia, logam berat dalam limbah elektronik dapat menyebabkan kanker, cacat lahir, dan masalah kesehatan serius lainnya. Ingat, limbah elektronik mengandung bahan berbahaya dan beracun seperti timbal, merkuri, kadmium, dan logam berat lainnya.

Beberapa limbah elektronik juga mengandung logam berat yang dapat merusak lingkungan jika tidak diolah dan dibuang dengan benar. Studi menunjukkan bahwa 70% merkuri dan kadmium di TPA AS berasal dari limbah elektronik (Kanga, 2009).

Secara khusus, logam berat dalam limbah elektronik yang tidak diolah dengan benar dapat merusak tanah. Selain itu, limbah ini mencemari air dan udara dengan zat berbahaya yang dikandungnya. Padahal, saat e-waste dibakar, asapnya juga bisa merusak lapisan atmosfer bumi.

READ  Infrastruktur Teknologi Di Masa Depan

Hal Yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Daur Ulang Sampah Produk Kecantikan

Penanganan sampah elektronik memang tidak mudah. Selain itu, limbah tersebut tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu, diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan seperti produsen barang elektronik, konsumen dan tidak melupakan peraturan pemerintah sendiri.

Secara umum, banyak negara telah mengakui pentingnya regulasi untuk mengatasi masalah limbah elektronik yang terus meningkat. Di Indonesia, pengaturan pengelolaan e-waste, termasuk limbah B3, tertuang dalam undang-undang dan berbagai peraturan pemerintah. Setiap peraturan yang diusulkan harus berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat untuk menggunakan limbah elektronik secara bertanggung jawab.

Sekaligus dari perusahaan yang memproduksi barang elektronik. Oleh karena itu, produsen juga harus bertanggung jawab atas pengelolaan limbah elektronik dengan menghilangkan senyawa berbahaya dari produk mereka. Selain itu, produsen juga bertanggung jawab untuk menciptakan produk elektronik yang tahan lama dan mudah didaur ulang.

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Konsumen berharap mendapat informasi saat membeli barang elektronik. Era digital semakin memudahkan setiap orang untuk mengakses informasi, terutama informasi mengenai produk elektronik di media sosial.

Cara Mengurangi Limbah Elektronik

Seringkali, kemudahan ini membuat kebanyakan orang membeli secara impulsif karena murni fashion. Akibatnya, saat Anda membeli perangkat baru, perangkat baru tersebut menjadi usang dan kemudian menjadi sampah elektronik.

Perilaku konsumen yang impulsif seperti itu harus dihentikan. Wartawan senior Peter Dockrill, yang dikutip dalam penelitiannya oleh Nationalgeographir.grid.id (15/12/2022), pernah mengatakan bahwa sebelum menyalahkan semua negara atas keadaan planet ini, mungkin kita harus melihat kebiasaan dan tuntutan kita sendiri. .

Upaya mendaur ulang sampah bukanlah hal yang baru, dalam hal sampah organik dan anorganik, daur ulang sampah menjadi produk yang dapat digunakan telah dilakukan sejak lama. Bagaimana dengan e-waste yang tergolong limbah berbahaya dan beracun (B3)?

Pada prinsipnya, insentif ekonomi dapat ditambahkan ke daur ulang limbah elektronik. Ini karena limbahnya banyak mengandung tembaga dan beberapa logam mulia. Namun, daur ulang e-waste bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.

Inilah Cara Ikea Indonesia Daur Ulang Sampah

Daur ulang limbah elektronik hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang berwenang untuk menangani limbah elektronik sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan, mulai dari proses pengumpulan, pengangkutan, pemilahan, daur ulang, dan pembuangan.

Hal itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Omong-omong

Meminimalkan Limbah Elektronik: Tips Untuk Mendaur Ulang Dengan Benar

Manfaat mendaur ulang limbah, cara mendaur ulang sampah, limbah elektronik, mendaur ulang limbah, daur ulang limbah elektronik, mendaur ulang limbah plastik, mendaur ulang limbah anorganik menjadi karya kerajinan disebut, cara mendaur ulang limbah, mendaur ulang sampah disebut dengan, jual limbah elektronik, mendaur ulang, cara mendaur ulang sampah plastik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *